WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
Hujan turun menggila malam itu. Bunyi derunya menegakkan bulu roma. Apalagi angin bertiup kencang, memukul daun pepohonan, menambah seramnya pendengaran. Sesekali kilat menyambar seperti hendak membelah bumi di malam gelap gulita itu. Kemudian menggelegar suara guntur. Bumi bergoncang seperti mau amblas, langit seolah-olah hendak runtuh!Nyanyian itu dinyanyikan berulang kali oleh Ratu Mesum. Dan WiroBanyu Abang banyu yang sejukAir terjun Banyu Abang terletak di gunung berapi yang telah mati.
"Hujan keparat!" maki pemuda berpakaian putih yang lari di bawah
hujan lebat itu. Sekujur tubuh dan pakaiannya basah kuyup. Karenanya
dia tak merasa perlu lagi mencari tempat untuk berteduh. Lagi pula di
mana akan ditemukan tempat berlindung di dalam rimba belantara lebat
itu. Daun-daun pepohonan besar tidak kuasa membendung curahan air
hujan. Kilat menyambar, membuat orang ini terkejut. Sesaat wajahnya
tampak jelas dalam terangnya sambaran kilat. Kembali dia menyumpah
dalam hati. Baru saja menyumpah geled
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #23 : Cincin Warisan Setan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
No comments:
Post a Comment